Sabda merupakan kekuatan bagi kaum beriman dalam melaksanakan karya Allah di tengah dunia. Hari ini dalam bacaan-bacaan suci, kita semua dapat menemukan bagaimana butir-butir sabda itu dapat memberi kekuatan bagi kaum beriman.
Butir sabda yang pertama kita temukan dalam Kitab Kebijaksanaan. Penulis Kitab Kebijaksanaan mengungkapkan bagaimana anugerah pengenalan sejatinya merupakan rahmat dari Allah. Berkat cinta-Nya yang besar Allah menganugerahkan rahmat pengenalan agar manusia mampu memahami dan mengetahui kehendak kasih-Nya, siapa gerangan sampai mengenal kehendak-Mu, kalau Engkau sendiri tidak menganugerahkan kebijaksanaan,.. dan kepada manusia diajarkan apa yang berkenan pada-Mu, maka oleh kebijaksanaan mereka diselamatkan. Butir iman yang terberi dalam Kitab Kebijaksanaan mengarahkan setiap kaum beriman pada satu tindakan iman, yakni pada tindakan iman yang berakar dan bersumber dari karya pengenalan akan misteri keagungan Tuhan.
Kemampuan untuk mengenal dan mengetahui misteri kehidupan merupakan anugerah yang mutlak perlu manusia gunakan untuk menghadirkan karya Allah di dunia. Setiap kita memiliki kemampuan ataupun talenta yang unik. berpedoman pada butir sabda yang terberi hari ini, kita masing-masing umat Allah diarahkan untuk dapat menggunakan kemampuan yang kita miliki untuk menghadirkan karya Allah secara nyata dalam kehidupan,“ demikianlah diluruskan lorong-lorong yang ada di bumi, dan kepada manusia diajarkan apa yang berkenan pada-Mu, maka oleh kebijaksanaan mereka diselamatkan (Keb, 9:18)”.
Butir sabda yang kedua terberi dalam surat Paulus kepada Filemon. Kisah yang terungkap dalam bacaan kedua memuat uraian peristiwa iman Paulus berhubungan dengan upaya untuk mendamaikan Filemon dengan Onesimus.
Paulus menulis surat kepada Filemon agar dapat menerima kembali Onesimus sebagai saudara dalam iman. Onesimus sendiri merupakan seorang hamba yang bekerja di rumah Filemon. Onesimus melarikan diri dari rumah Filemon yang adalah pengikut Kristus, murid dari Paulus. Menurut tata aturan romawi setiap hamba yang melarikan diri dari rumah tuannya harus dihukum dan bagi mereka yang sengaja menyembunyikan hamba-hamba yang melarikan diri harus pula dihukum.
Berhadapan dengan kondisi ini Paulus kemudian menulis surat kepada Filemon. Isi surat yang diberikan kepada Filemon memuat pesan utama agar Filemon dapat menerima Onesimus sebagai saudara dalam iman. Tujuan utama yang mau diarahkan oleh Paulus adalah pesan iman dimana setiap orang yang mau mengikuti Kristus berada dalam persekutuan iman yang satu dan sama. Tidak ada pembedaan, tidak ada pemisahan satu dengan yang lain.
Butir iman dalam kisah injil terungkap dalam uraian mengenai jati diri kemuridan.
Dalam kisah yang diungkapkan oleh penginjil Lukas, jati diri kemuridan terbentuk dari kedalaman iman. Iman yang membuat manusia dapat melampaui batas-batas manusiawi menuju pada Allah, barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Pesan Yesus dalam kisah Injil menjadi pesan iman yang mendorong kita agar dapat mengarahkan diri pada karya kerajaan Allah.
Misteri kemuridan yang terungkap dalam penerimaan tawaran untuk menjadi murid Kristus mesti mengarah pada tindakan nyata karya kerajaan Allah di tengah dunia. Setiap orang yang mau mengikuti Yesus harus mampu memikul salib kehidupan.
Salib yang mengarah pada upaya untuk mengutamakan karya Allah dan misi perwujudannya dalam kehiduan.
Berakar dari butir-butir sabda hari ini kita pun sebagai pengikut Kristus kemudian dituntun untuk mengamanatkan beberapa tindakan iman.
Pertama, dapat menggunakan kemampuan untuk mengenal dan memahami alam ciptaan Tuhan. Sabda dalam kitab kebijaksanaan mendorong kita untuk dapat menggunakan talenta atau kemampuan kita demi kerajaan Allah.
Talenta atau kemampuan adalah rahmat istimewa yang diterima secara cuma-cuma dari Allah. Rahmat yang diterima secara cuma-cuma itu harus dibagikan kepada semua orang tanpa memandang latar belakang, status sosial atau pun warna kulit.
Kedua, butir sabda dalam surat Paulus kepada Filemon menjadi rujukan iman bagi kita agar dapat hadir di tengah sesama sebagai pembawa kasih dan kedamaian. Pengungkapan iman Paulus sebagai pewarta kebaikan kemudian membuat hubungan antara Onesimus dan Filemon kembali aman dan damai.
Paulus menempatkan diri sebagai pengikut Kristus sejati yang mampu membawa damai dalam kehidupan bersama. Menarik bahwa nama Onesimus sendiri bila diterjemahkan dalam bahasa Yunani berarti ‘berguna’.
Titik tolak nama Onesimus dalam butir sabda ini menuntun kita kaum beriman pada satu nilai iman dimana nilai kehadiran yang berdayaguna mesti menjadi warna khas kemuridan. Misi kemuridan sejati mengarah pada model tindakan iman yang berdayaguna bagi penghadiran kerajaan Allah di tengah dunia.
Ketiga, butir sabda dalam kisah Injil hari ini menginspirasi kita untuk dapat menghayati jati diri kemuridan. Intisari dari jati diri kemuridan terletak dalam tindakan iman. Tindakan yang membahasakan karya kerajaan Allah sebagai tujuan utama.
Meninggalkan nafsu egoisme, mampu membagikan kebaikan karya kasih kepada sesama adalah bagian dari tindakan-tindakan iman yang menunjukkan jati diri kemuridan, barangsiapa tidak memanggul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak mampu menjadi murid-Ku.
Minggu, 4 September 2022
HARI MINGGU BIASA XXIII
Bacaan I : Keb. 9:13-18
Bacaan II : Flm. 1:9b-10,12-17
Bacaan Injil : Luk. 14:25-33
Oleh: Frater Octavianus Ude Taa
Komentar