RADARNTT, Kupang – Ketua Forum Taman Baca Masyarakan Nusa Tenggara Timur (FTBM NTT) Polikarpus Do angkat bicara terkait pernyataan yang dilontarkan oleh Kepala Kantor Bahasa Nusa Tenggara Timur Elis Setiati saat acara diskusi santai daring seputar pemutakhiran data dan pemberdayaan komunitas literasi di NTT pada Jumat, (16/9/2022).
Polikarpus kepada media ini, Senin siang, (19/9/2022) mengatakan bahwa Kepala Kantor Bahasa NTT, Elis Setiati sebut “mana komunitas itu yang banyak-banyak?“ komunitas abal-abal”. Tutur Polikarpus meniru ucapan Kepala Kantor Bahasa NTT, dengan raut wajah kesal dengan pernyataan yang membuat pegiat dan komunitas literasi merasa tersakiti.
Selain itu, pernyataan yang tidak elok itu juga telah memantik polemik dan diskusi panas pada grup komunitas literasi sejagat Nusa Tenggara Timur, dengan demikian Polikarpus selaku ketua FTBM NTT, menegaskan agar sebagai Kepala Kantor Bahasa semestinya menggunakan diksi yang mencerminkan dirinya sebagai Kepala Kantor Bahasa yang membidangi bahasa dan sastra serta seorang yang literat.
Polikarpus meminta agar menarik pernyataan yang mencerdai semangat para pejuang literasi yang selama ini sudah melakukan giat lantaran terpanggil dan peduli terhadap kondisi, dan Kepala Kantor Bahasa juga menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh komunitas literasi di NTT secara publik, biar hal ini tidak menjadi penghambat semangat perjuangan para pegiat dan komunitas literasi di daerah itu.
Sementara Ketua FTBM Flores Timur, Zaeni Boli kepada media ini mengatakan, dirinya sebagai salah satu pejuang lietasi di NTT sangat tidak terima dengan pernyataan yang disampaikan oleh Kepala kantor Bahasa NTT, pasalnya pernyataan yang tidak elok yang seharunya tidak dilontarkan oleh seorang pemimpin.
Lanjut Boli, kalau terkait data dan pendataan, mari kita berkolaborasi untuk mencapai target, tapi kalau soal komunitas abal-abal, tentunya kami tidak terima.
“Saya yakin bukan saya saja mungkin semua komunitas pasti tidak terima dengan pernyataan yang mengkerdilkan semangat kami sebagai pegiat dan komunitas literasi,” ujar Boli.
Sementara, Kepala Kantor Bahasa Nusa Tenggara Timur, Elis Setiati menyatakan bahwa, ia bermaksud jangan sampai ada komunitas yang abal-abal karena semua komunitas harus didata dan pihaknya sudah menyediakan format pendaftaran secara online dan link pendataan sudah disebarkan tetapi sampai saat itu baru 12 komunitas yang mendaftar.
“Bilangnya ada banyak komunitas literasi, tapi tidak ada yang mendaftar sesuai format online yang kita sediakan, bagaimana bisa mengetahui eksistensi komunitas literasi di NTT,” kata Elis Setiati, saat dihubungi Senin sore via seluler.
Ia mengatakan, pendataan sudah dimulai bulan Februari (sudah ditampilkan di Medsos Kantor Bahasa Provinsi NTT) dan pendataan ini sudah dimulai langsung Badan Bahasa dan ditutup bulan April. Kata Elis, kami kaget mendapatkan data hanya 3 komunitas. Lalu dilanjutkan staf bidang KKLP Literasi di bulan Maret sampai Juni.
“Kami hanya mendapatkan 12 Komunitas. Sekarang yang sudah mengisi sudah 35 komunitas,” lanjut Elis.
Ia menjelaskan, urgensinya pendataan ini untuk pemutakhiran profil dan pemberdayaan komunitas yang ada di NTT dan kami sosialisasi melalui medsos dan grup Literasi. Selain itu kota Kupang sudah didatangi langsung.
“Data ini juga menjadi data pokok apabila ada bantuan dari pemerintah ke komunitas yang kami sendiri belum tahu kapan mulainya,” tandas Elis Setiati.
Pendataan ini, kata Elis, akan ditutup hari Kamis, (22/9/2022) karena kami sudah lewat waktu. Jadi, KKLP (Kelompok Kepakaran Layanan Profesional) Literasi sudah harus menganalisis dan membuat laporan.
Bagi komunitas Literasi yang hendak mendaftar dapat mengisi link di bawah ini:
http://ringkas.kemdikbud.go.id/literasiNTT
(TIM/RN)
Komentar