Rintik-Rintik Air Mata Anak Negeri

Mengalir deras, membanjiri hati Duka dan nestapa menyatu dalam rasa Di negeri yang indah, harapan pun pudar Dalam senyap, mereka menangis Mendamba kemerdekaan yang terhina Sejarah dan jasa para pahlawan

Paradoks Politik: Mimpiku yang Terjerat

Di negeri penuh intrik dan kuasa, Terbitlah sebuah paradoks yang tumpah ruah. Mimpi-mimpiku terjalin dalam jerat, Menghadapi politik yang penuh tawa dan ratap. Mimpiku, sejuk bagai pagi yang cerah, Ingin

Mutiara Sastrawan Milenial

Apa yang ditulis si Fulan Muda semata-mata ingin menyampaikan kebenaran, tiada lain dari itu. Dia bukanlah sejenis Homo Sapiens yang menghendaki citra tertentu. Dia tak ingin mengumbar sensasi dengan bersikap

Selembar Puisi untuk Ayah

Engkaulah cinta pertamaku saat mataku terbuka Bayangmu yang selalu kucari. Senyum tulusmu terpancar mengurai segala sukar. Mereka bilang engkau malaikat paling baik Memang benar engkau adalah malaikat paling baik di

Selembar Puisi untuk Ibu

Dentang nafasmu menyeruk hari hingga senja Basah keringat bercucuran di wajah ayumu Kening berkerut tak kau hiraukan Tak ada sesal semua kau lalui Sepanjang jalan engkau mengais rezeki Sepanjang waktu

Tidak Ada Lagi Postingan yang Tersedia.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.