RADARNTT, Borong – Warga desa Gunung kecamatan Kota Komba Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur kini akhirnya bisa tersenyum bahagia. Hal itu terjadi, lantaran desa yang terletak di pedalaman kecamatan Kota Komba itu sudah dialiri listrik.
“Desa Gunung sudah dialiri listrik dan diresmikan pada Senin, (20/12/2021) siang,” hal itu disampaikan Manager PLN UP2K Flores Simi Lapebesi, Senin malam pukul 21.00 waktu setempat.
Simi mengatakan, hingga bulan November 2021, untuk sedaratan Flores, Kabupaten Manggarai Timur merupakan Kabupaten yang masih rendah pencapaian target.
Lebih dalam ia menjelaskan, dari sembilan kabupaten yang menyebar di daratan pulau Flores, Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka, Flores Timur dan Lembata. Kabupaten Manggarai Timur masih menjadi kabupaten yang Rasio Elektrifikasinya masih rendah.
“Kabupaten dan Rasio Elektrifikasinya (RE), Manggarai Barat (96.70 persen), Manggarai (99,47 persen), Manggarai Timur(72,76 persen), Ngada (86,48 persen), Nagekeo (99,97 persen), Ende (98,59 persen), Sikka (89,55 persen), Lembata (99,99 persen) dan Flores Timur (99,45 persen), untuk seluruh wilayah Flores totalnya 92,66 persen ” jelas Simi.
Sedangkan, kata Simi, kabupaten dengan Rasio Desa Berlistrik (RDB) untuk wilayah Flores mencapai 98,33 Persen. Manggarai Barat (95,86 persen), Manggarai (98,83 persen), Manggarai Timur ( 90,91 persen), Ngada (100 persen), Nagekeo (100 persen), Ende (99,64 persen), Sikka (99,38 persen) , Lembata (100 persen), dan Flores Timur (100 persen), jadi total Rasio Desa Berlistrik di daratan Flores mencapai 98,33 Persen.
Terkait Kabupaten Manggarai Timur, kata Simi, pihaknya masih terus menggenjot dan berupaya untuk beberapa desa yang belum berlistrik.
Lanjutnya, di Kabupaten Manggarai Timur terdapat 176 desa. Yang dialiri listrik PLN ada 116 desa, Berlistrik Non PLN ada 44 desa, sedangkan yang belum atau masih On Progres ada 16 desa.
“Hari ini (Senin, 20/12/2021, red) kita telah meresmikan listrik desa (Lisdes) di desa Gunung. Dengan menyalanya desa Gunung, artinya yang on progres tinggal 15 desa. Harapannya di permulaan tahun 2022 nanti semuanya selesai, sekarang masih berlangsung,” ungkap Simi.
Terkait peresmi di desa Gunung, kata Simi, menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Dikatakannya, Desa Gunung, secara geografis lebih dekat dengan unit pelayanan Bajawa, yang mengerjakan itu adalah PLN unit Bajawa.
“Kami sangat berterima kasih kepada arga desa, karena dalam proses pembukaan jaringan, masyarakat telah menyediakan lahan untuk PLTS, pada saat pemasangan kabel, ada penebangan pohon, berjalan lancar dan semuanya aman. Semoga dengan hadirnya listrik di desa Gunung, akan terjadi perubahan ekonomi masyarakat. Tidak hanya untuk kebutuhan penerangan pada malam hari, tetapi akan berdampak pada munculnya usaha usaha baru yang dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi, selain itu anak sekolah dapat belajar dengan baik menggunan alat teknologi elektronik,” tukasnya.
Sementara itu, Manajer PLN ULP Bajawa, Firmawan Jayusman mengatakan bahwa peresmian listrik desa (Lisdes) Desa Gunung merupakan Kado Natal untuk masyarakat Desa Gunung.
PLTS yang baru diresmikan di desa Gunung itu memiliki kemampuan 440 kWp, dengan panjang jaringan tegangan rendah (JTR) 12,05 kilometer sirkuit (KMS).
“PLTS desa Gunung menerangi 250 rumah pelanggan. Untuk penggunaannya, PLTS itu sendiri sama seperti penggunaan listrik reguler seperti di Borong. Bisa untuk kebutuhan penerangan, barang elektronik seperti TV, ngecas HP, memasak dan lain lain. Hanya, dia menggunakan pembangkit listrik PLTS komunal,” ungkap Firman.
Terkait instalasi, kata dia, sesuai dengan aturan, pihak PLN sebatas di menyediaan meteran. Sedangkan yang melakukan instalasi adalah mitra yang bertugas untuk menginstalasi.
“Untuk instalasi tergantung masyarakat sendiri, kesepakatan bersama masyarakat melalui desa, menurut mereka yang terbaik itu ada beberapa instalator yang sudah bekerja di desa itu,” tukas Firman.
Kehadiran Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Desa Gunung tampaknya disambut bahagia oleh warga desa.
Warga desa Gunung, melalui Kepala Desa Tobias Dima mengungkapkan kebahagiannya atas program listrik desa yang hadir di desa yang ia pimpin.
Dikatakannya, Desa Gunung baru saja dialiri listrik. Masyarakat menggunakan lampu darurat dari minyak tanah berlangsung sejak lama. Sejak jaman Indonesia belum merdeka.
“Warga masyarakat desa Gunung tentu sangat berterima kasih dan merasa bahagia. Terima kasih kepada pihak PLN, terima kasih kepada pemerintah daerah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. Kami akhirnya bersinar seperti warga desa lain yang sudah dialiri listrik,” ungkap Dima.
Dima melanjutkan, terdapat 250 rumah yang sudah terdaftar dan sudah hampir semuanya dialiri. Sebagiannya masih dalam proses pemasangan.
Terkait pemanfaatan listrik, kata Dima, akan ada potensi potensi baru yang akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi di desa.
“Di desa kami banyak potensi, dari potensi yang ada juga terdapat potensi yang akan didongkrak oleh kehadiran listrik ini. Semisal, Kelompok meubeler, keterampilan seperti pengusaha ternak ayam pedaging, ayam petelur dan paling utama adalah anak anak yang sedang berada di bangku sekolah bisa belajar malam karena sudah ada listrik, bisa menggunan HP untuk belajar online dan lain sebagainya,” tutur Kades Dima.
Senada dengan Kades, Yohanes Jarot Tanse (48) warga desa Gunung mengatakan, warga desa, sekarang senang dan bahagia.
Hal itu disampaikan Yohanes lantaran sebagai warga desa terpencil, dirinya bersama warga lain telah lama merindukan kehadiran listrik.
“Desa kami sudah lama tidak dialiri listrik. Sejak jaman Indonesia belum merdeka. Selama itu kami betul betul hidup dalam gelap gulita. Sekarang kami bisa menikmati sinar listrik. Kami tidak kampungan lagi. Kami sekarang bisa buka usaha meubel, kios kios bisa buka sampai malam, bisa membuka usaha es, dan anak- anak kami bisa belajar malam bahkan menggunakan hp. Terima kasih pak Jokowi, terima kasih PLN dan Pemerintah Desa,” tutup Yohanes. (GN/RN)
Komentar