WILHELMUS Sanga Kobun. Di Boto, kampung kami, saya menyapanya dengan Sanga. Publik penikmat turnamen tentu tahu sapaannya: Wily Kobun. Ia salah satu palang pintu Persebata dalam El Tari Memorial Cup (ETMC) tahun 2022. Wily Kobun alias Sanga adalah nama yang diabadikan dari sang kakek, Wilhelmus Sanga Kobun (Alm). Talenta Wily Kobun di bidang olahraga terutama bola kaki adalah warisan sang kakek, Sanga Kobun Sr.
Keenam putra pasutri Wilhelmus Sanga Kobun-Rosa Perada Ketoj adalah penggila bola. Baik Daniel Bala Kobun (bidan di Maumere), Bastian Perawin Kobun (mantan pemain sebuah club di Malaysia Timur), Kristo Lako Kobun (penjaga gawang club kami di kampung, Persatuan Olahraga Labalimut/POL), Bosko Boli Kobun (back veteran POL), Darius Wai Kobun (pemain sayap kanan POL), dan Martinus Tena Kobun (penyerang POL bertubuh kerempeng namum speed-nya bak kijang liar).
Keenam putra bapa Sanga Sr dan mama Rosa mewarisi talenta dalam urusan bola. Talenta ini kelak mengalir juga kepada Wily Kobun, putra sulung Bosko dan Maria Skolastika Wolkia (Oci) Wujon, pemain volley putri andalan Belabaja setiap turnamen antar desa di Kecamatan Nagawutun tempo doeloe. Kisah tentang olahraga dan bola khususnya di kampung kami, keenam putra Sanga Kobun Sr tak akan abai begitu saja. Mereka adalah legenda hidup bola tempo doeloe setelah masing-masing mereka akhirnya gantung sepatu.
Kisah serupa juga lengket dalam sosok Petrus Kopong Wuwur, tetangga Sanga Kobun Sr di dusun Belabaja (Boto). Putra-puteri pasutri Petrus Kopong Wuwur dan Dorothea Dana Pukan juga mewarisi bakat di dunia olahraga. Mereka adalah Theodorus Laba Ola Wuwur (pemain volley putra), Bernardus Wurin Wuwur (penjaga gawang POL), Maria Wuwur (pemain volley putri POL), Robertus Bala Wuwur (penyerang POL), dan Blasius Payong Wuwur (penyerang andalan POL).
Tak berlebihan, bakat itu menyasar pada Petrus Kopong alias Pican Wuwur. Pican, putra Blasius Payong Wuwur adalah salah seorang pemain yang memperkuat tim Rote Ndao FC dalam laga ETMC Lembata 2022. Jadi, kalau Wily Kobun Jr dan Pican Wuwur Jr sejenak menjadi ‘musuh’ demi tim kala merumput di lapangan hijau GOR 99 Pada, Lewoleba, mereka sesungguhnya adalah saudara dan sahabat sekampung.
Seperti juga Sanga Kobun Jr, Petrus Kopong Wuwur, dan ayah saya, Petrus Samong Mudaj. Ketiganya adalah sahabat baik seprofesi sebagai petani dan satu jalur sebagai tukang buruh hewan hutan ke arah Feror, Rotok, dan Tapbaran di masanya.
Jadi kalau Muksin dan Pelor sudah menggonggong, ketiganya akan sigap dan segera melesat dengan speed terukur dan rejeki buruan segera merapat. Muksin adalah anjing jantan milik Sanga Kobun Sr yang sangat galak kalo lihat babi hutan atau rusa. Sedang Pelor adalah anjing ayah saya. Muksin punya kemampuan lari menyerang lawan. Sedang Pelor punya menerjang langsung memeluk leher rusa lalu maut segera hĂ dir.
Saat libur di kampung sejak tahun 2007, saya sudah menyaksikan dua bocah: Wily Kobun dañ Pican Wuwur Sanga menjajal kemampuan mereka di Lapangan Bola di Boto. Dua tim bolà : Labalimut FC dan Belabaja FC (Boto) selalu melakukan latih tanding sekaligus mendorong lebih banyak talenta muda di bidang olahraga. Banyak anak muda mencuat di bidang olahraga. Sebut saja Bernardus Satel Blikololong alias Dus Blikololong, (kalau tak salah) salah seorang wasit selama ETMC 2022 atau Marcel Blikololong, salah seorang pemain di kota Kupang yang pernah merumput hingga Australia.
Laga gengsi Persami vs Persebata mengingatkan saya pada Wily Kobun Jr, palang pintu Persebata. Beberapa tahun silam, Wily Kobun adalah seorang bocah kampung biasa. Suatu siang, saya bersua dengan Wily Kobun tengah menjunjung kelapa untuk diparut di rumah guru Andreas Bera Klobor. Kepalanya dialas dengan sarung dan bocah itu tersenyum gembira saat kami berpapasan tak jauh dari rumahnya. Besok, langit Lembata menyaksikan olah gerak pasukan Persami vs Persebata dalam laga bergengsi dua tim ini. Para suporter Persami dan Persebata harap-harap cemas menanti kemurahan hati Dewi Fortuna berlabuh. Pastinya, Dewi Fortuna bakal sulit dilobi karena bola itu bulat.
Jakarta, 22 September 2022
Oleh: Ansel Deri
Orang udik dari kampung;
Suporter Persija
Komentar