Pulau Landu, salah satu desa dari Kecamatan Rote Barat Daya. Sering disamakan dengan Landu di Rote timur, padahal sebenarnya tidak sama.
Pulau Landu adalah pulau tersendiri terletak di pesisir bagian barat pulau Rote sedangkan Nusak Landu adalah sebuah Nusak independen di bagian timur pulau Rote.
Di jaman kerajaan-kerajaan, pulau Landu adalah satu kampung dari Nusak Thie (ejaan sejak jaman Belanda). Di jaman kemerdekaan, pulau Landu adalah sebuah dusun seberang laut dari Desa Oebou di wilayah kecamatan Rote Barat Daya. Barulah pada tahun 2011 pulau terpisah ini ditetapkan menjadi sebuah desa tersendiri.
Sedangkan Nusak Landu adalah sebuah Nusak independen di bagian timur pulau Rote. Wilayahnya yang meliputi Mulut Seribu yang terkenal itu. Di jaman kemerdekaan, Nusak Landu menjadi bagian dari kecamatan Rote Timur namun akhirnya dimekarkan dan diberi nama Kecamatan Landu Leko.
Pulau Landu di bagian barat Rote ini mempunyai luas 7,75 kilometer persegi adalah satu dari 53 pulau di sekitar pulau di pesisir pantai pulau Rote. Banyak orang menyangka di kabupaten Rote-Ndao hanya ada dua pulau yaitu pulau Rote dan Pulau Ndao namun anggapan itu tidak benar.
Menurut tuturan adat orang Thie, pulau Landu ini adalah tempat mendarat pertama orang Thie di Rote. Mereka menyebut pulau ini “Nusa Landu Kona”. Diceritakan nenek moyang Orang Thie, Ti Mau, datang dari arah matahari terbit dan mendarat di lokasi di pulau Landu bernama Pandi Luan. Dari pulau Landu, Ti Mau dan pengikutnya berpindah ke Pulau Rote dan menetap di lokasi Nusa Rene di muara sungai Olimkambaoek. Mereka kemudian menyebar di kampung Danggaoen dan Dolasi. Dari Nusa Rene mereka berpindah ke Inggu Rak (sekarang Kampung Lekik).
Di Inggu Rak inilah mulai terbentuk struktur pemerintahan Nusak yang teratur. Dari Inggu Rak orang Thie berpindah lagi ke bukit Kokolo. Di Kokolo lahirlah Foe Mbura alias Benjamin Messakh, raja legendaris orang Thie yang disebut Prof. James Fox sebagai cultural innovator of the highest degree (inovator budaya berkelas tinggi). Dari Kokolo orang Thie berpindah lagi ke Fiulain dan akhirnya mereka menetap di Danoheo.
Itulah cerita tentang Landu yang jadi tempat persinggahan penting orang Thie. Di sana sekarang masih menetap 800 jiwa orang Thie yang diam dalam 184 Kepala Keluarga. Mereka terdiri dari Leo (klan) Mooyumbuk, Mburalae, Langga, Musuhu, Mandato dan Kekadulu.
Pulau Landu adalah salah satu dari 53 pulau yang terdapat di pesisir pantai Pulau Rote. Pulau pulau ini berpenghuni maupun tidak berpenghuni.
Pulau-pulau lain itu dapat saya sebutkan beberapa di antaranya sesuai ukuran luasnya antara lain:
- Pulau Usu (19,91 kilometer persegi), berpenghuni dan telah ditetapkan menjadi satu desa tersendiri dengan nama Tenalai.
- Pulau Ndana (13,83 kilometer persegi), dulunya di sekitar tahun 1600-an berpenghuni, namun terjadi suatu peristiwa pembantaian mengerikan yang menyebabkan pulau ini kemudian tidak berpenghuni. Sekarang ini mulai dihuni lagi.
- Pulau Nuse (5,53 kilometer persegi),
- Pulau Nusa Manuk (2,50 kilometer persegi),
- Pulau Helianak (0, 25 kilometer persegi), dan seterusnya.
(Daftar selengkapnya ada pada penulis). Jadi Rote bukan cuma Rote dan Ndao kan?
Oleh: Matheos Viktor Messakh
Komentar