RADARNTT, Oelamasi- Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan NTT didampingi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dr. Desemiyeti Ngatriany turun ke lokasi proyek Pembangunan Puskesmas Baumata Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur(NTT), untuk melakukan uji petik agar dapat menjadi dasar bahwa proyek tersebut benar benar ada, dan sudah dikerjakan serta siap digunakan.
Hal itu disampaikan Dokter Desemiyeti kepada radarntt via whatsapp (Sabtu 24/03/2018), “BPK yang turun hanya satu orang bersama dirinya dan juga dihadiri Haji Suardi selaku Direktur CV. Agung Hidayat rekanan yang mengerjakan pembangunan puskesmas tersebut hingga tuntas namun belum terbayar.
Desemiyeti menjelaskan, bahwa BPK turun kelokasi pekerjaan tersebut untuk memastikan bahwa bangunan itu ada dan sudah dapat digunakan serta dicatat sebagai utang pemerintah daerah sehingga wajib membayar ke pihak ketiga.
Hal senada juga disampaikan Suardi bahwa kegiatan hari ini bersama anggota BPK, PPK dan dirinya hanya untuk semacam uji petik saja, namun ia menyatakan bahwa belum sampai tahap penghitungan volume kerja.
Dia berharap tahapan ini bisa mempercepat penganggaran kembali proyek pembangunan puskesmas Baumata disidang perubahan anggaran tahun ini,” ya agar proyek saya segera dibayar.”tegasnya.
Sementara itu dihubungi via seluler Direktur CV Utama Kontruksi Selvius Tefnay mengatakan, bahwa dirinya bersama Kung rekanan yang mengerjakan Puskesmas Oepoli berhasil bertemu Plt Sekda Joni Nomseo dua hari yang lalu untuk menyampaikan persoalan dan meminta kepastian kapan proyek mereka bisa terbayar.
Menurutnya, Plt Sekda Joni Nomseo menjanjikan akan membantu dan memfasilitasi. Selanjutnya dikatakan bahwa sekda mendorong ke empat proyek tersebut bisa dianggap temuan BPK agar bisa menjadi dasar terbitnya rekomendasi untuk dianggap sebagai utang daerah dan nantinya bisa diusulkan pada sidang perubahan bersama DPRD di pertengahan tahun ini.
Untuk diketahui Selvius Tefnay adalah rekanan yang mengerjakan pembangunan Puskesmas Fatukanutu di Kabupaten Kupang senilai Rp. 994.230.000,- dan kondisi volume proyek menurut rekanan sudah mencapai 80%. (Set/RN).
Komentar