oleh

Perayaan Natal dan Tahun Baru Bersama Mahasiswa Katolik Sumba Tegaskan Kebersamaan Dalam Perbedaan

-News-2,058 views

RADARNTT, Kupang – Gerakan Pembinaan Rohani Mahasiswa Katolik Sumba (GPR-MKS) semakin menegaskan semangat kebersamaan sebagai sesama mahasiswa asal Sumba yang beragama Katolik di Kota Kupang melalui acara Natal dan Tahun Baru Bersama, Sabtu, (13/1/2018) di Aula UPTD Pembibitan Peternakan di Tarus Kabupaten Kupang.

Dalam semangat kebersamaan itu pula, Pengurus GPR-MKS mengadakan perayaan natal dan tahun baru bersama dengan tema: “Bangkitlah dalam Iman dan jiwa yang lemah, dan sambutlah karena sesungguhnya Raja Damai Telah datang untuk kita”.

Perayaan ini dimulai dengan melakukan ibadah bersama yang dipimpin oleh Frater Fon, didalam khotbahnya, Frater Fon mengatakan sebagai kaum muda harus menghayati sungguh misteri kelahiran Yesus.

“Kita sebagai kaum muda harus betul-betul menghayati lahirnya Yesus kristus. Dan jangan jadikan perbedaan itu sebuah permasalahan. Tapi marilah dari perbedaan kita menjadi satu dan kita kuat”, ujarnya.

Ketua Panitia Rheny Aninda juga menyampaikan bahwa refleksi misteri kelahiran Yesus Kristus harus senantiasa dilakukan oleh kaum muda khususnya mahasiwa agar semakin mendalam keimanannya dan menjadi saksi Kristus di tengah dunia.

“Kita harus mereflesikan diri atas perbuatan kita dan mendekatan diri kepada Allah”, kata Rheny.

Ketua Umum Agustinus Umbu Lepa, mengatakan setiap tanggal 25 desember sering mendengar dan menyanyikan Excellent Chrismas. “Kalau kita menghayati arti kata ini betapa pentinnya arti kata ini, karena mencerminkan kebersamaan Allah dengan umatNya.

Tuntutan kehidupan ekonomi dan teknologi yang semakin canggih akan mendorong manusia untuk makin exclusif, kebersamaan dengan orang lain sudah tidak penting.

Di dunia yang semakin egois dan induvidualis ini, kebersamaan itu semakin pudar. “Maka marilah kita datang kepada Tuhan dan membangun kebersamaan dengannya. Dan juga mari kita jalin kebersamaan, dan mempertajam kepekaan terhadap kebutuhan kebersamaan komunitas disekitar kita”, kata Agustinus Umbu Lepa.

Dalam sambutannya ketua Dewan pembina, Lambertus Ibi Riti mengatakan dengan peristiwa iman kelahiran Bayi Mungil Yesus Kristus, “mari kita bergandengan tangan satukan ide–ide demi keutuhan kebersamaan kita dalam satu organisasi”, ujarnya.

Inilah spirit awal terbentuknya organisasi, “Ku bersyukur dalam hati, karena perlindunganmu. Ku berharap saat nanti kau taburkan RahmatMu. Wahai kawan, bergegaslah rintis jalan ke surga”. Kalimat ini menjadi semboyan jalan dirintisnya wadah (GPR-MKS) Santu Dominikus.

Organisasi ini dirintis oleh seorang aktivis dan sekaligus ketua perdana bernama Emanuel Babu Eha. Dia adalah orang Sumba pertama yang datang kuliah di Kupang yang telah mendirikam GPR–MKS pada tahun 1979.

Saat mendirikan Wadah ini, anggotanya hanya berjumlah 9 orang dan seiring berjalannya waktu anggota wadah ini sudah berjalan menghasilkan banyak kader yang ekis di bidang birokrasi, pengusaha, akademisi dan bahkan politisi. (Yoan/RN)

Komentar