oleh

Yayasan ‘Lepas Tangan’ Kondisi SD Kuasaet Buruk, Pemkot Kupang Terkesan Cuek

RADARNTT, Kupang – Sekolah Dasar Kristen Kuasaet Kota Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT), merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar. Sekolah yang letaknya cukup jauh dan tersembunyi dari keramaian kota ini, ternyata mampu menghasilkan output yang tidak beda jauh dengan sekolah yang berada dalam wilayah keramaian kota Kupang.

Sekolah yang berdidiri sejak tahun 2007 oleh Yayasan Bina Setia Kristen(BSK) Jakarta ini, kini statusnya tidak jelas, mau bertahankan dibawa ‘payung’ Yayasan, sayangnya tahun 2014 silam Yayasan BSK telah ‘lepas tangan’ dari semua urusan lembaga tersebut. Dan harapan satu satunya adalah Pemerintah Kota Kupang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, namun menurut informasi yang dihimpun tim RadarNTT bahwa pihak Dinas telah ‘injakan’ kaki pada sekolah tersebut sehingga menempatkan salah satu Kepala Sekolah terdekat menjabat sebagai Kepala Sekolah sementra waktu dan Cuma itu saja yang bisa dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Kupang hingga saat ini.

Mungkin karena letaknya yang sulit dijangkau ataukah lingkungannya yang kurang bersahaja sehingga sekolah ini sulit ditembus oleh bantuan pendidikan selain Dana Biaya Oprasional Sekolah (BOS). Sekolah ini tepatnya di jalan Petuk Kuasaet RT 32/RW.11 Kelurahan Kolhua kecamatan Maulafa Kota Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan status  belum jelas, sehingga tidak heran kalau fasilitasnya juga buruk seprti gedung sekolah yang tidak layak dijadikan ruang untuk melakukan proses Kegiatan  Belajar Mengajar (KBM).

Ruang kelas yang atapnya bolong diterpa angin kencang, kondisi belum diperbaiki

Saat berada dilokasi,  tim RaadarNTT cukup tercengang ketika melihat kondisi sekolah yang memperihatinkan tersebut,” tidak dibayangkan sama sekali ya kalau dalam wilayah pemerintahan kota Kupang ini masih juga ada sekolah yang ruang belajarnya tembus langit (atapnya bolong) kasihan sekali kondisi ini.” Keluh salah satu tim RadarNTT sambil mengarahkan kamera kesetiap pojok gedung sekolah bangunan peninggalan Yayasan BSK yang kondisinya buruk dan bisa membahayakan keselamatan saat beraktivitas.

Salah satu guru yang enggan namanya dikorankan, dengan nada geram kepada RadarNTT mengatakan pendidikan itu tujuannya hanya satu yakni mencerdaskan anak bangsa dan untuk mencapai apa yang menjadi harapan bangsa yakni mengeluarkan generasi dari buta aksara, maka perlu adanya keadilan dan pemerataan dalam dunia pendidikan, seperti fasilitas pendukung dan sarana prasarana lainya dalam satuan pendidikan.

“kondisi sekolah ini mulai kehilangan arah ketika Yayasan lepas tangan tahun 2014, dan kami guru-guru yang sudah terlanjur mengabdi dan mencintai anak anak disini tetap semangat dan bertahan dengan kondisi yang ada,”tutur guru yang tidak mau namanya dipubliskan.

kondisi ruang kelas yang berlantaikan tanah karena betonnya habis termakan usia, berdinding tembok tanpa plester dan beratapkan seng karat juga termakan usia dan posisinya sudah berubah karena diterpa angin kencang pada awal Juli ini, sehingga kondisinya bisa pandang sampai kelangit.

ini Gedung Peninggalan Yayasan Bina Setia Kristen, Kondisi termakan usia

Sekolah ini pada awal bulan Juli jadi korban bencana alam sehingga tidak heran ada bantuan Pemkot melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kupang yakni dua lembar terpal yang hingga kini masih tersimpan rapih dalam kemasan karena hanya berikan saja tapi tidak dipasang pada gedung yang atapnya bolong.

” ini terpal dari pemkot pak, kami disini guru perempuan semua, bagaimana kami panjat gedung ini untuk pasang terpalnya.” Tuturnya.

Dirinya bersama rekan guru yang mengabdi pada sekolah itu merasa kwuatir kalau kondisi ini berlarut sampai musim hujan, maka runagan ini bisa jadi kolam renang karena air hujan langsung masuk dalam runagan gedung tersebut, ia juga berterima kasih kepada tim RaradNTT yang datang berkunjung dan melihat lansung kondisi sekolah ini.

Untuk diketahui sekolah tersebut memiliki lima ruang kelas dan enam rombongan belajar ditambah Paud satu rombel, dari lima ruang kelas tersebut yang rusak parah ada dua ruang sementara rusak ringan tiga ruang, akibat kurangnya runagan, kama pihak sekolah memanfaatkan sebagian kantor jadikan ruang belajar. (Tim/RN)

Komentar