RADARNTT, Jakarta – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persatuan Alumni Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PATRIA), pada Minggu, 25 Juli 2021 menyelenggarakan Webinar Kesehatan dengan mengangkat tema “Hidup Sehat di Era Pandemi Covid-19”, Kegiatan ini dibuka Sekretaris Jenderal Septyarini (Rini), dan dihadiri oleh unsur DPP, Anggota PATRIA, dan masyarakat Umum, serta sejumlah Dokter dengan jumlah peserta webinar tercatat sebanyak 120 orang.
Dalam sambutan pembukaan Sekjend Rini menyampaikan bahwa kegiatan webinar ini sebagai bentuk kontribusi PATRIA dalam upaya mengedukasi masyarakat terkait Covid. Pemilihan topik dalam kegiatan ini menjadi sangat penting mengingat hingga saat ini sikap perilaku masyarakat terkait Pandemi ini masih sangat kontra produktif dalam upaya pengendalian pandemi.
“Kegiatan webinar ini juga sebagai salah satu upaya memberikan penjelasan dan informasi yang benar terkait Covid-19, di tengah gencarnya beragam informasi sesat (Hoaks) baik dalam aspek kesehatan terkait covid dan penangannya, juga adanya penunggangan isu kesehatan ini untuk kepentingan tertentu, yang sesungguhnya memperkeruh dan semakin membenamkan negara ini berkaitan dengan Pandemi,” ungkap Sekjend Rini.
Pemilihan topik yang juga menyentuh anak dan remaja, menjadi penting dan menarik mengingat saat ini anak dan remaja menjadi golongan yang paling terdampak baik karena Covid maupun perkembangan kehidupan sosialnya.
Kegiatan ini dimoderasi oleh Wakil Ketua Umum Bidang Pendidikan dan Ristek Dr.dr Fredi Antonio, MM.,MARS, dengan menghadirkan Narasumber masing-masing dr. Ricahrdus Herman Waluyo SpA., M.Kes, yang mengangkat topik: Infeksi Covid-19 pada Anak dan Remaja, Antisipasi dan Pencegahannya (Dokter Spesialis Anak RS Hermina).
Dalam paparannya dr Richard yang pernah mengabdi dalam masa PTT di Puskesmas Elar Kabupaten Manggarai, Flores NTT menyampaikan bahwa materi ini menjadi penting mengingat, anak dan remaja sangat rentan terhadap penularan Covid-19, dan penularan terhadap anak-anak.
Dokter Ricahrd juga menyampaikan bahwa saat ini kondisi anak tertular Covid-19 adalah sebesar 12,19 persen. “Anak menjadi rentan terhadap bahaya Covid-19 lebih banyak dikarenakan karena anak menjadi golongan yang sangat susah untuk mengikuti standar protokol kesehatan,” jelasnya.
Dan saat ini, lanjutnya, berdasarkan data tercatat hampir 67 persen anak terpapar Covid adalah tanpa gejala, dan pada umumnya gejala Covid yang terjadi pada anak adalah gejala biasa, sehingga orang tua atau keluarga sering melakukan pembiaran terhadap kondisi ini.
Dalam pemaparannya dokter Richard juga menjelaskan terkait bagaimana penanganan pada tingkat pertama terhadap anak dan remaja yang terpapar Covid, serta bagaimana protokol kesehatan yang harus dilakukan terhadap anak dalam isolasi mandiri, termasuk apa yang harus dilakukan terhadap anak yang masih dalam masa menyusui jika orang tuanya terpapar Covid.
Di masa Pandemi Covid 19 ini tidak juga dapat dipungkiri bahwa, anak-anak dan remaja menjadi kelompok yang paling terdampak dari kebijakan pembatasan sosial ini. “Hal ini karena dalam usia emasnya, anak dan remaja sangat membutuhkan kegiatan-kegiatan yang memungkinkan mereka berinteraksi secara alamiah dan langsung baik dengan sesama maupun dengan lingkungan,” sebutnya.
Karenanya, sambungnya, pendampingan orang tua, kebersamaan, komunikasi dalam keluarga harus tercipta secara baik dan berkualitas demi menjaga dan memberikan garansi keseimbangan kebutuhan sosial dimaksud.
Berkaitan dengan Vaksin Covid pada anak, dokter Richard menyampaikan bahwa perkembangan saat ini Sinovac untuk anak usia 3–17 tahun uji klinis fase 2 aman dan efektif, Pfiser dan Moderna sudah mulai uji klinis untuk anak usia 6 bulan sampai 11 tahun mulai akhir 2021, sedangkan untuk anak 11-15 tahun efektif, 100 persen, sedangkan AstraZeneca masih uji klinis usia 6–17 tahun.
Mengakhiri pemaparannya dokter Richard menyampaikan hal yang menggembirakan atau patut menjadi kekuatan bagi orang tua bahwa terkait Covid, anak dan remaja lebih baik secara imun tubuh karena Respon Sel T, terhadap sipke protein Covid-19, 2,1 lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa.
Selanjutnya pada topik “Hidup Sehat Penyintas Covid-19, Tata Laksana Gejala Sisa Pasca Covid”, bersama dr Meidy Cicilia Elim, SpPD. (Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Siloam). dokter Meidy dalam pemaparannya juga memberikan testimoni oleh para penyitas Covid, yang menyampaikan berbagai pengalamannya ketika menderita Covid-19.
Testomony ini juga sebagai upaya riil dalam rangka menjawabi semua kesalahan informasi yang tersebar di masyarakat terkait ada dan berbahayanya Covid. dr. Meidy Cicilia Elim, SpPD, dalam pemaparanya juga memberikan berbagai tips bagi para penderita Covid yang telah dinyatakan sembu.
Terkait Syndrome Pasca Covid, dr. Meidy juga menyampaikan terkait bagaiamana pasien Covid harus bersikap terkait adanya keluhan kesehatan, termasuk bagaiamana sikap Tenaga Kesehatan terkait bagaimana bersikap menangani keluhan Pasien yang sudah sembuh dari Covid -19 ini.
“Terkait upaya pemutusan mata rantai Covid 19, perlu melakukan Trace, Test, Treat (3T), Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak (3M) dan Kaji Informasi, Kelola Emosi, Kembangkan Sumber Daya,” ungkapnya.
Peran Herbal Sebagai Suplemen Imunitas Tubuh di Era Pandemi Covid bersama dr. Richard SN Siahaan, M.Si. (herb), MARS. (Perkumpulan Dokter Herbal Medik Indonesia), dalam pemaparannya dr Richard Siahaan menyampaikan bagaimana peran Bahan Alam sebagai suplemen Imunitas di Era Pandemi Covid-19.
Dalam uraiannya dr. Richard Siahaan menjelaskan terkait Struktur, jenis virus dan Cara Transmisi Sars Cov 2, dikaitkan dengan fungsi Herbal dalam mengurangi efek bahaya dari virus. Herbal sebagai bahan alamiah yang berkhasiat yang mendukung sel-sel hidup dengan cara memberikan nutrisi tubuh. Dalam fungsinya sebagai obat, tanaman ini berfungsi sebagai penyeimbang dalam sistem tubuh sehingga dapat sembuh dan mengatur dirinya.
Dalam paparan ini dr. Richard Siahaan juga menyampaikan jenis-jenis herbal yang dapat membantu mengurangi atau menyembuhkan pasien Covid-19, termasuk bagaimana obat herbal ini bekerja, lanjut dalam penjelasannya dr. Richard Siahaan juga menjelaskanterkait bagaimana herbal imunitas dan kandungannya, serta bagaimana mengkombinasikan herbal sesuai kebutuhan dan peruntukannya.
“Dalam konteks penggunaan herbal. Kerja bahan herbal dalam pencegahan Covid-19 harus berdampak pada peningkatan sel imunitas non spesifik untuk meningkatkan fagositosis, menurunkan replikasi (perkembangbiakan virus), dan menghambat pelepasan sel-sel inflamasi (peradangan),” jelasnya.
Di akhir kegiatan ini, Ketua Umum DPP PATRIA Agustinus Tamo Mbapa yang juga mengikuti sesi webinar ini menyampaikan bahwa kegiatan semacam ini akan terus didorong, dengan tema-tema kekinian sesuai kondisi social kemasayarakatan, dan perkembangan kondisi bangsa terkini.
Demikian rilis kegiatan webinar seri Kesehatan ini disampaikan Wakil Sekjend DPP PATRIA bidang Konservasi Budaya, Sosial dan Lingkungan Hidup, Paulus Histo Safrodan, SH., MH. kepada media ini Minggu malam, (25/7/2021). (TIM/RN)
Komentar