RADARNTT, Kupang – Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Perkumpulan Alumni PMKRI (DPP PATRIA), Agustinus Tamo Mbapa ((Gustaf) mendorong pemerintah agar fokus membangun infrastruktur listrik alternatif ramah lingkungan dengan memaksimalkan potensi energi baru terbarukan (EBT) yang sangat melimpah di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Potensi EBT di NTT sangat beragam dan tersebar di seluruh pulau di NTT dengan beragam jenis, seperti: angin, air, sinar matahari, panas bumi atau geothermal bahkan ada juga potensi arus laut di Alor.
Pengembangan energi alternatif terbarukan itu sangat penting dilakukan karena menikmati energi dan kelistrikan merupakan simbol kemerdekaan bagi masyarakat di era reformasi dan kemajuan teknologi yang kian pesat.
Sumber daya ini cukup potensial untuk pengembangan energi alternatif terbarukan, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA), Pembangkit Listrik Panas Bumi, dan Tenaga Mikrohidro.
“Saya mohon dukungan masyarakat dan pemerintah NTT karena program PLTS akan menyerap tenaga kerja 5000 orang dan tenaga tetap managemen 250 orang. Kami sudah komunikasi intens dengan pak Bupati Sumba Tengah dan Pemilik lahan dari suku besar yaitu Mbohu, Mangalodu dan RUA. Kami telah melakukan survei dan pengukuran hamparan 10 ribu hektar selama 14 Hari sejak 1 – 14 September 2021 di Desa Tanah Banas Barat Kecamatan Umbu Ratu Nggay,” ujar Gustaf, putera Sumba yang tinggal menetap di Jakarta.
Pihaknya meminta dukungan pemerintah daerah level provinsi dan kabupaten untuk pengembangan listrik alternatif di sejumlah daerah, yang bakal di mulai dari tanah Sumba dengan memaksimalkan potensi sinar matahari di daerah itu untuk pembangkit listrik tenaga surya.
Gustaf selaku koordinator lapangan bersama Komisaris Utama Group Suryagen Sonny Keraf, Komisaris PT Trisurya Mitra Bersama, Eddie Widiono, Wakil Direktur Utama PT Puri Prakarsa Surya Nasri Sebayang dan rombongan beraudiensi dengan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat di ruang kerjanya, Senin (20/9/2021).
Dalam kesempatan tersebut Group Suryagen meminta dukungan dari Gubernur terkait pengembangan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Manggarai Barat dan Sumba. Turut mendampingi Gubernur, Kadis Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) NTT, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan NTT dan Kadis PUPR NTT.
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menegaskan Provinsi NTT memiliki sumber EBT yang sangat melimpah. Karenanya sangat dibutuhkan dukungan Pemerintah Pusat agar sumber-sumber energi tersebut dapat dimanfaatkan untuk memasok kebutuhan listrik nasional dan bahkan dapat diekspor hingga ke luar negeri.
“NTT punya potensi sumber energi baru terbarukan yang sangat hebat. Pulau Flores punya Geotermal atau panas bumi yang melimpah bahkan telah ditetapkan sebagai pulau Geotermal di Indonesia. Pulau Timor dan Sumba berdasarkan penelitian para ahli memiliki intensitas sinar matahari terbaik di Indonesia. Di Sumba dan Timor juga ada sumber energi angin. Juga masih ada sumber energi dari arus laut dan air, ” jelas Gubernur Viktor saat menerima audiensi Komisaris Utama Group Suryagen Sonny Keraf bersama anggota Dewan Redaksi Eddie Widiono dan rombongan di ruang Kerja Gubernur, Senin (20/9/2021).
Menurut Gubernur Viktor, pengembangan sumber energi baru terbarukan untuk pembangkit listrik merupakan suatu keharusan. Karena dunia sedang bergerak ke arah itu. Masyarakat internasional sudah mulai meninggalkan sumber energi listrik yang bersumber dari fosil. Suka atau tidak, negara kita juga mesti terlibat di dalamnya.
“Kita sedang merancang pengembangan PLTS di Sumba dengan daya 2 Gigawat (GW). Kami terus melakukan koordinasi dengan berbagai kementerian dan pihak-pihak terkait agar proyek monumental ini bisa dijalankan. Saya juga akan berkomunikasi dengan Bapak Presiden tentang proyek ini. Kalau proyek ini bisa dilaksanakan, maka ini merupakan PLTS terbesar kedua di dunia setelah China yang telah mengembangkan PLTS 2 Gigawat lebih,” kata Gubernur.
Lebih lanjut mantan ketua Fraksis Nasdem DPR RI itu menjelaskan proyek ini rencananya akan menggunakan skema Bussines to Bussines (B to B). Karenanya, tidak akan menggunakan APBN, namun memberikan manfaat yang besar untuk negara.
Sudah banyak investor baik dalam maupun luar negeri yang tertarik dengan investasi pengembangan PLTS di Sumba. Karena proyek ini sangat besar serta sumber energinya bisa diekspor ke luar negeri. Tentu kita ingin agar investor yang dilibatkan harus banyak dan kalau boleh berbentuk konsorsium.
“Sudah ada investor dari China, Italia dan Singapura yang merasa tertarik untuk menggarap mega proyek ini. Begitu pun dengan investor dalam negeri dan investor lokal. Karena itu kita minta dukungan Pemerintah Pusat agar proyek ini bisa berjalan,” jelas Viktor.
Gubernur Viktor mengemukakan, bahwa proyek ini akan punya dampak ekonomi yang sangat luar biasa (multiplier effect)Â bagi Provinsi NTT. Karena tidak hanya berkaitan dengan masalah listrik, tapi juga industri, perdagangan, kesehatan, peternakan, pertanian, akomodasi, pendidikan dan aspek lainnya.
“Kalau kita sudah punya energi yang murah, maka apapun kita bisa buat. Saya sudah berbicara dengan para Bupati, tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat di Sumba agar bersatu hati mendukung terlaksananya mega proyek energi baru terbarukan ini. Karena punya manfaat besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tentu kita juga selalu mengedepankan research atau penelitian dalam pengembangan PLTS ini. Kita harus bisa meninggalkan legacy untuk generasi berikutnya dengan kehadiran proyek ini. Lahan untuk pengembangan proyek ini sekitar 100 ribu hektar, tidak ada masalah untuk pulau Sumba,” pungkas Gubernur.
Sementara itu, Komisaris PT Trisurya Mitra Bersama, Eddie Widiono menjelaskan, melalui cabang perusahaannya telah melakukan beberapa tahapan di lapangan terkait pengembangan PLTS di Manggarai Barat sebesar 30 MW dan Sumba sebesar 2 GW. Pihaknya telah melakukan komunikasi dengan Pemerintah Kabupaten dan mendapat respons positif.
“Kami meminta dukungan Pak Gubernur untuk kelancaran pelaksanaan pembangunan PLTS ini. Terutama dalam meyakinkan Pihak PLN agar bisa memberikan ruang bagi pemanfaatan energi baru terbarukan untuk memasok kebutuhan listrik di Nusa Tenggara. Pihaknya juga siap mendukung mega proyek PLTS 2 Gigawat di Sumba,” pungkas Eddie Widiono. (TIM/RN)
Komentar