Setiap orang memiliki tujuan dalam hidupnya. Tujuan merupakan hasil atau titik akhir dari sebuah aktivitas. Tujuan merupakan harapan yang disemogakan oleh setiap orang yang berorientasi ke depan dan apapun akan dilakukan agar tujuan yang diharapkan itu dapat dicapai sesuai dengan keinginannya sendiri. Ketika tujuan dari seseorang tercapai disitulah kebahagian dan sukacita hadir.
Dalam bacaan pertama dikisahkan tentang kematian Stefanus yang dibunuh dengan hukuman dirajam. Dari bacaan ini dapat dilihat hal-hal penting bahwa Stefanus tidak melihat sisi kelemahan dirinya untuk takut terhadap penderitaan yang sedang menantinya melainkan ia percaya sungguh-sungguh kepada Tuhan bahkan dalam penderitaannya, ia berdoa kepada Tuhan untuk jangan menanggungkan penderitaan itu atas mereka. Ia menjalaninya dengan keteguhan dan ketulusan hati. Ia tahu betul risiko menjadi murid Tuhan bahwa akan mengalami penolakan bahkan kehilangan nyawa.
Namun risiko itu tidak membuatnya untuk berhenti untuk berdoa bagi orang-orang yang menolaknya bahkan membunuhnya. Ia menunjukan tujuan hidup yang jelas yakni selalu berpengharapan kepada Tuhan. Yakin dan percaya bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan umatnya, Tuhan selalu menyertai dan menguatkan umatnya.
Pesan yang dapat dipetik dari bacaan kedua ialah Tuhan akan selalu memberikan penghiburan dan penguatan bagi orang yang percaya kepadaNya. Wahyu yang ditulis oleh Yohanes ini menguatkan umat Tuhan yang sedang menghadapi penganiayaan yang saat itu semakin berat setiap harinya. Tuhan memberikan kepada manusia sesuai apa yang dilakukannya.
Jika manusia menjadikan Tuhan sebagai pribadi yang “berarti” dalam hidupnya, ia akan mendapatkan upah sesuai dengan perbuatannya. Karena itu manusia harus mampu untuk mengelolah dirinya untuk dapat memilah mana yang baik dan yang tidak karena setiap perbuatan akan ada akibatnya.
Dalam bacaan injil, dikisahkan bahwa Yesus berdoa bagi semua orang yang percaya kepadaNya. Ia mengungkapkan satu dambaan, hasrat dan cita-cita yang sangat mendalam yang dirindukan setiap anak manusia yakni hidup dalam satu kesatuan yang damai, rukun, harmonis dan membahagiakan.
Cita-cita Yesus itu diutarakan kepada Bapa-Nya dan Bapa semua orang yang percaya kepadaNya dalam sebuah doa yakni supaya semuanya bersatu agar semuanya menjadi satu. Satu dalam iman, satu dalam kepercayaan, satu dalam misi dan satu dalam tindakan sehingga dunia mengenal bahwa Allah yang diimani adalah Allah yang besar, Allah yang satu serta Allah yang mempersatukan semua makhluk di dunia.
Dari bacaan-bacaan suci hari ini kita diajak untuk menyadari bahwa kebahagiaan hidup manusia terletak jika manusia mampu mencapai tujuan hidupnya. Tujuan yang membahagiakan dirinya dan juga sesamanya. Tujuan untuk bahagia ini menjadi satu tantangan di masa ini karena manusia hidup dalam perbedaan dari segala sisi kehidupan. Ada perbedaan agama, ras, suku, budaya dan sebagainya. Perbedaan inilah yang kerapkali menciptakan permasalahan dalam mencapai kebahagiaan. Kita diajak untuk merefleksikan bahwa doa Yesus itu akan terkabul apabila semua orang telah sadar akan perbedaan adalah keberagamaan yang patut disyukuri bukan dipertentangkan.
Semoga dalam masa paskah ini kita mampu menjadikan diri kita sebagai agen pemersatu yang digunakan oleh Allah dalam upaya menyatukan semua orang beriman. Untuk sampai menjadi agen, kita harus mampu menanggalkan egoisme dalam diri dan mementingkan kepentingan umum serta menghayati dan berpedoman pada perintah Allah.
Dasar biblis:
Bacaan I Kis 7: 55-60
Bacaan II Wahyu 22:12-14. 16-17.20
Bacaan Injil Yoh 17: 20-26
Oleh: Frater Patris Bulu Manu
Komentar